Sunday, September 13, 2009

10 TANDA MERAIH KEJAYAAN RAMADHAN

"Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga (HR. Bukhari dan Muslim)."

Ramadhan 1430 H bakal berakhir tidak lama lagi. Kehebatan, kemuliaan dan rahsia ramadhan masih diperkatakan lagi. Namun, di manakah kedudukan kita. Apakah kita tergolong dalam kalangan orang yang mendapat rahmat ramadhan ataupun sebaliknya.

sekadar renungan, sepuluh petanda kejayaan kita meraih keutamaan Ramadhan :

(1) Memperbanyak ibadah di bulan Syaban.
Ibadah sunnah di bulan Syaban berfungsi sebagai bulan pemanas bagi rohani dan fizikal untuk memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperbanyakkan ibadah solat, tilawatul Quran sebelum Ramadhan, akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa.

Itulah hikmahnya kenapa Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Aisyah, disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Syaban.
(2) Memenuhi matlamat pembacaan Al-Quran.
Orang yang berpuasa di bulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid al-Quran yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Kadar minimanya ialah dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini kerana memang itulah matlamat minima pembacaan al-Quran yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

(3) Memelihara lidah.
Bila salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaklah dia tidak berbicara buruk dan aib. Dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki seseorang maka berkatalah, Aku berpuasa. (HR. Bukhari).

(4) Menjaga pandangan dari yang haram.
Puasa yang tidak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. Kerananya boleh jadi puasanya secara hukum sah, tapi isi puasa itu tidak akan tercapai.

(5) Menghidupkan malam dengan ibadah.
Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan solat dan doa-doa tertentu. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.
(6) Tidak makan berlebihan di saat berbuka.
Jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang, menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan balas dendam dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari, maka nilai pendidikan puasa akan hilang.
Puasa pada hakikatnya adalah pendidikan bagi jiwa untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Hasil pendidikan itu akan tercermin dalam peribadi orang yang lebih banyak bersabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam menghadapi berbagai persoalan. Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah unsur pendidikannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka

(7) Memperbanyakkan sedekah.
Rasulullah saw, seperti digambarkan dalam hadis, menjadi contoh yang paling pemurah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan boleh bernilai puluhan bahkan ratusan kali ganda dibandingkan bulan-bulan lainnya. Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.
(8) Memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir.
Rasulullah dan para sahabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam di dalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, zikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, sat diturunkannya al-Quran.

Pada detik-detik terakhir menjelang akhirnya Ramadhan, mereka merasakan kesedihan mendalam kerana harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebahagian mereka bahkan menangis kerana akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang berharap jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.

(9) Tidak bermaksiat lagi setelah Ramadhan.
Jangan memandang Aidil Fitri dan selanjutnya sebagai hari merdeka dari penjara untuk kembali melakukan berbagai penyimpangan. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menganggap Ramadhan sebagai penjara.

(10) Memelihara kesinambungan ibadah setelah Ramadhan.
Amal-amal ibadah satu bulan Ramadhan merupakan bekal tambahan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkat untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan itu.

No comments:

Post a Comment